Dalam sebuah pesta pernikahan, selalu saja ada yang terluka diam-diam
5/27/2014 11:28:00 PM
Kamu dan secangkir kopi sastra
, Posted in
cinta
,
0 Comments
Sebenarnya
sudah lama sekali aku ingin bercerita kisah ini padamu, kawan. Namun entahlah,
kenapa baru hari ini aku benar-benar bercerita. Yang menjadi muasal cerita
adalah kisah tentang fajar dan Rembulan, muda-mudi yang mengalami
persekongkolan semesta sehingga mereka saling mencintai yang entah di kemudian
hari akan berakhir seperti apa.
***
Dalam satu
dimensi ruang dan waktu, di sebuah gedung megah tiga tahun silam. Jakarta dengan segala hiruk-pikuk, dengan
segala cita-cita yang menggantung di langit kota, juga dengan segala keriuhan
yang meramaikan seisi kota. Dan di antara hiruk-pikuk itu, di antara jutaan
cita-cita yang menggantung, serta di antara segala keriuhan itu, seorang pemuda
berdiri di depan sebuah gedung megah yang terletak di tengah kota Jakarta.
Berdiri dengan cemas, takut bercampur malu, berkeringat tangan di jemari.
Aduhai, gadis itulah penyebabnya. Gadis itulah yang menjadi sumber kecemasan
pemuda itu sekaligus menjadi muasal semua cerita.
***
Di hadapan
Fajar, seratus meter dari posisi Ia berdiri, terlihat seorang gadis yang begitu
jelita dengan bola mata menawan yang juga menatap ke arahnya. Hari itu
benar-benar hari yang beruntung sekaligus nelangsa bagi Fajar setelah edaran pandangannya berhenti di satu titik dan diam di situ dalam
waktu yang lama. Titik itu tentu saja seorang gadis bernama Rembulan. Fajar
untuk kali pertama menemukan sosok jelita itu di antara ratusan peserta seminar
‘berburu meraih beasiswa luar negeri’. Seminar megah ini menyedot begitu banyak
peserta yang berdatangan dari berbagai daerah di Indonesia dan berbagai
Universitas dengan tujuan yang sama, apalagi kalau bukan untuk membekali diri dan mengintip peluang untuk
kuliah di luar negeri. Maka dari sekian ratus peserta yang datang, mari
fokuskan pembicaraan kita pada dua sejoli yang menjadi tokoh utama pada cerita
ini, dialah Fajar, Mahasiswa UIN Jakarta yang menetap di Tangerang dan Rembulan,
mahasiswi Universitas Andalas yang jauh-jauh datang dari Bukittingi hanya untuk
menghadiri seminar ini.