Setidaknya Aku Pernah
Aku
bahagia, teramat bahagia meski kita tidak pernah benar-benar bersama.
Setidaknya
aku pernah di sampingmu, menemanimu bercerita berlama-lama. Setidaknya aku
pernah berjalan bersisian denganmu untuk menuju tempat yang sama, berbicara sepanjang
jalan hingga tak terasa yang kita tuju telah ada di depan mata.
Aku
pun bahagia, bahkan efek bahagianya masih terasa hingga hari ini. ketika aku
pernah membuatmu tertawa lepas saat aku menggodamu sambil bercanda. Setidaknya
aku pernah membuatmu tertawa sesenang itu. Setidaknya aku pernah menciptakan
satu hari spesial untukmu waktu itu. Yang paling penting dari itu semua,
setidaknya aku pernah tahu satu hal tentang perasaanmu kepadaku ; kamu
mencintaiku saat itu.
Kamu
mungkin tidak akan datang lagi, sekarang atau pun nanti. Aku pun harus
mengikhlaskan kamu pergi sambil berusaha terus memperbarui hati. Tetapi untuk
urusan yang satu ini, aku masih terbata-bata melakukannya. Bagaimana mungkin
aku mudah melakukannya? Apalagi saat sedang sendirian, pasti ingatan tentangmu
tiba-tiba mengunjungi kepala. Anehnya, peristiwa seperti ini selalu saja
menimbulkan efek yang membuatku tersenyum begitu saja.
Meski
kita tidak lagi melewatkan waktu luang bersama, setidaknya aku pernah
mengajakmu ke mana saja, ke tempat yang kamu suka, walau itu dulu sekali.
Tetapi yang namanya kenangan indah tidak pernah mempermasalahkan waktu, bukan?
Semakin usang malah semakin indah untuk dikenang.
Apa
kamu kadang-kadang masih teringat aku? Apakah kadang-kadang kamu masih kangen
dengan percakapan-percakapan kita yang penuh canda bercampur dengan kekonyolan?
Kalau aku, tentu saja. Aku sering, sangat sering mengingat banyak hal
tentangmu. Kalau aku mendengar lagu di suatu kafe, lagu yang dulu sering kita
nyanyikan berdua, aku langsung membatin, ini
lagu kita. Saat aku sedang menikmati Pancake durian, aku ingat, ini makanan
kesukaanmu, kan? Saat aku sedang duduk-duduk di taman, aku akan teringat kamu
sangat menyukai tempat-tempat yang penuh dengan pepohonan. Mungkin kalau
diteruskan, semua momen yang terjadi akan mengarah kepada ingatan tentangmu
saja.
Saat
aku harus menjalani takdir untuk tidak bersamamu, aku rasa itu tidak terlalu
buruk. Karena setidaknya aku pernah mencintaimu dengan terlalu, lalu melepasmu dengan
penuh haru hingga akhirnya mengikhlaskan kepergianmu sebisanya dan harus bisa.
Setidaknya aku pernah memiliki satu-dua
kenangan manis bersamamu yang bisa kujadikan prasasti bersejarah dalam hidupku.
Dan yang paling penting dari itu semua adalah, setidaknya aku pernah di sampingmu,
menjadi sosok penting untukmu. Walau tidak untuk selamanya, tetapi selamanya
aku akan tetap mensyukurinya.
Ruang Inspirasi, Poris, Tangerang
17-12-2014. 12:16 WIB
0 Response to "Setidaknya Aku Pernah"
Posting Komentar