DAKWAH MELALUI POLITIK
12/13/2012 01:58:00 PM
Kamu dan secangkir kopi sastra
, Posted in
Edukasi
,
0 Comments
A.
Peranan dakwah dalam dunia politik
Tugas
dan kewajiban dakwah (dalam pengertian luas) adalah tanggung jawab setiap
Muslim kapan dan di mana pun, apa pun posisi, jabatan, profesi dan keahliannya.
Ini karena dakwah adalah sebuah pekerjaan yang akan menghantarkan ketinggian
dan kekuatan umat. Dakwah ini pula akan menyebabkan kebahagiaan yang hakiki, di
dunia maupun di akhirat (QS Ali Imran
[3]: 104). Oleh karena itu, ketika kita menjadi pejabat, birokrat, pengusaha,
politisi, kita pun harus menjadi dai, demikian pula dalam bidang-bidang
lainnya. Meskipun demikian karena dakwah memerlukan pemikiran yang serius,
sungguh-sungguh, dan perhatian yang penuh maka dalam implementasi dan
pelaksanaannya, harus dilakukan oleh kelompok-kelompok orang dan umat, yang
memang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk melakukan dakwah, baik secara
lisan, tulisan, maupun juga dengan tingkah laku dan amal perbuatan[1].
Sejalan dengan tujuan yang terdapat
dalam dakwah, maka dakwah dapat di sinergikan ke dalam kegiatan politik karena
pada hakikatnya dakwah dan politik memiliki tujuan yang sama, yakni membawa
kehidupan manusia menjadi lebih baik. Politik bagi kaum Muslimin merupakan
suatu kebutuhan dan keniscayaan karena politik sangat berkaitan dengan semua
bidang dan dimensi kehidupan. Tanpa politik, tidak mungkin kita bisa membangun
sebuah kehidupan yang baik, yang adil dan sejahtera. Hukum tidak mungkin bisa
ditegakkan tanpa ada kemauan politik dari semua pihak yang terlibat di
dalamnya. Ekonomi syariah pun tidak mungkin bisa dilaksanakan di negara kita
tanpa ada kemauan politik dari semua stakeholders-nya. lebih dari itu,
politik juga menjadi syarat utama berjalannya suatu pemerintahan. Tetapi dalam
praktiknya politik seringkali dijadikan alat untuk memonopoli kekuasaan dan
sarana untuk mengumpulkan kekayaan. Tujuan politik yang awalnya mulia menjadi
hina ketika para politisi yang bergelut dalam aktivitas politiknya
berlomba-lomba memperkaya diri sendiri. Politik yang menjadi kendaraan untuk
memerintah berubah fungsi menjadi alat penindasan bagi rakyat jelata.
Ketika
praktik politik tak lagi berdasarkan syariat yang dibenarkan, maka disinilah
peranan dakwah. Dakwah bisa menjadi jalan keluar terwujudnya politik yang
jujur, bersih, adil dan membawa kemaslahatan bagi umat maupun bangsa. Salah
satu fungsi dakwah ialah amar ma’ruf nahy munkar. Amar ma’ruf artinya menyuruh
kepada kebaikan, sedangkan nahy munkar adalah mencegah dari yang munkar
(perbuatan buruk)[2].
Dengan kata lain fungsi dakwah ialah menjadi social control yang dapat
mengawasi pelaksanaan kegiatan politik serta meluruskannya jika terjadi
penyimpangan.
B.
Hakikat korelasi dakwah dan politik
Dakwah
Islam yang telah berlangsung sekian lama pada intinya adalah sebuah proses dan
upaya tabligh dalam arti menyampaikan kebenaran ajaran agama untuk membangun
tatanan kehidupan yang penuh kedamaian dan jauh dari dendam masa lalu serta
berusaha menatap ke depan yang lebih baik. Dalam bahasa fikih dakwah, membawa
manusia dari jahiliyah menuju ilmiah, dari keadaan terpuruk menjadi penuh
kemaslahatan, dan keadaan yang tidak mengindahkan aturan menuju keadaan yang
memahami serta menaati peraturan dan begitu seterusnya.
Dalam hal ini jelas kebenaran ajaran Islam bahwa berpolitik bagian dari dakwah dan dakwah merupakan tujuan dari berpolitik. Politik merupakan salah satu elemen dakwah karena aktivitas yang terdapat dalam politik memiliki tujuan yang sama-sama mulia, yakni mewujudkan terciptanya masyarakat madani dan umat yang kokoh dan sejahtera. Sehingga dapat disimpulkan bahwa politik adalah alternatif dari pelaksanaan dakwah yang biasanya identik dengan ceramah, tabligh atau retorika semata.
C.
Penerapan nilai-nilai dakwah dalam budaya berpolitik
Ada 4 hal yang berkaitan dengan makna politik. Yang
pertama, seni mengatur pemerintahan. Kedua, seni mengelola perubahan. Ketiga,
upaya merealisasikan kebaikan. Dan keempat, kepedulian terhadap urusan uma[3]t.
Dari keempat makna politik tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa politik
memiliki tujan yang mulia sebagaimana tujuan yang terdapat dalam dakwah. Maka
itulah penerapan nilai-nilai dakwah dalam menjalankan aktivitas politik mutlak
diperlukan guna mewujudkan politik yang jujur, bersih, amanah dan
bermanfaat seperti yang dijlankan oleh
Rasulullah SAW.
Penerapan nilai-nilai dakwah dalam dunia politik,
biasanya diwujudkan dengan mendirikan partai-partai politik yang berasaskan
islam. Di Indonesia partai politik yang berasaskan Islam cukup banyak, di
antaranya ialah :PPP, PKS, PKB, PAN, PKNU, PBB dan lain sebagainya. Maksud dari
didirikannya partai-partai politik berasaskan islam tersebut tak lain adalah
upaya untuk menjalankan fungsi dakwah dan politik secara bersama-sama. Tak
jarang Partai-partai islam mengajak kader-kader dari kalangan ulama untuk ikut
berkecimpung dalam partai tersebut dengan tujuan pembinaan umat melalui partai
politik. Sehingga dengan begitu, diharapkan para politisi dari partai-partai
islam adalah politisi yang jujur, cakap dan religius.
D.
Manfaat korelasi antara dakwah dengan politik.
Tak dapat dipungkiri bahwa banyak sekali manfaat yang
bisa didapat dari korelasi dakwah dengan politik. Dakwah bisa menjadi control social dan
pengawas pelaksanaan kegiatan politik, karena dakwah selalu menyeru kepada
kebenaran dan selalu mengajak manusia untuk menjauhi berbagai penyimpangan.
Tanpa dilandasi dengan kebenaran islam yang disampaikan
melalui pesan dakwah, politik hanyalah sarana untuk melanggengkan kekuasaan dan
alat penindasan, karena arah politik memang menuju gerbang kekuasaan namun
bukan kekuasaan yang berujung pada kesewenang-wenangan. Dakwah menjadi filter
(penyaring) kegiatan politik agar tercipta politik yang bersih, jujur, dan
amanah serta selaras dengan harapan.
Manfaat lain yang bisa kita petik dari korelasi antara
dakwah dengan politik ialah terwujudnya tatanan politik yang religious sehingga
tidak saja berdampak pada kemajuan suatu bangsa tetapi juga kemajuan bagi umat
islam. Dakwah melalui politik menghasilkan manfaat yang sangat besar bagi
masyarakat karena politik merupakan aksi nyata dari usaha mennyejahterakan umat
melalui system pemerintahan yang bersih, jujur dan transparan
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dakwah
melalui politik adalah kegiatan dakwah yang memasuki ranah politik. Aplikasi
dakwah melalui politik diwujudkan dengan aktivitas para kader-kader dakwah yang
juga berperan dalam partai politik. Para aktivis dakwah menyalurkan partisipasi
politiknya dengan cara mendirikan atau berkecimpung dalam suatu partai politik
berasaskan islam yang tujuannya mencetak kader yang religious, kompeten dan
amanah serta menjalankan system politik sebagaimana yang diajarkan oleh
Rasulullah SAW. Lebih jauh lagi dakwah melalui politik akan berdampak pada
lahirnya pemimpin yang cakap dan berkomitmen melaksanakan politik berdasarkan
syariat islam.
B.
Saran
Sebagai umat islam sekaligus insan yang
memiliki intelektualitas, hendaknya kita menilai politik sebagai kegiatan yang positif sebagai
upaya mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan umat. Dan tidak anti terhadap
segala macam aktivitas politik, karena suatu pemerintahan yang baik hanya bisa
diwujudkan dengan partisipasi terhadap kegiatan politik terlebih dahulu.
[1] Republika: Aktivitas Dakwah dalam Dunia Politik.Jakarta : 2009
[2] Dr. A, Ilyas Ismail, MA,
Paradigma dakwah Sayyid Quthub : Rekonstruksi pemikiran dakwah harakah, Jakarta
: pena madani 2006. h.168
[3] Purwadarminta. Civic
Education, Jakarta : Gramedia Pustaka
2007
0 Response to "DAKWAH MELALUI POLITIK"
Posting Komentar