• Imagen 1 Resensi Negeri 5 Menara
    Tidaklah sulit mengenali sebuah novel berkualitas. Sebuah logo pada sampul depan bertuliskan BEST SELLER dan berbagai opini positif dari para tokoh terkenal

Memorable Moment with Mei


Kamu apa kabar? Iya kamu, Mei. Masihkah kamu baik-baik saja di sana? Atau justeru semakin baik setelah tidak bertemu denganku lagi.  

Aku mengerti, Mei. Sudah bukan waktunya lagi aku berbicara tentang rindu, cinta, dan segala luapan perasaan kepadamu. Aku juga paham, sungguh sangat paham bahwa sebaiknya aku tak lagi memikirkanmu, bahkan hanya untuk sekadar mengingatmu sesekali. Tetapi, Mei. Sejujurnya aku kangen kamu.

Iya. Aku pernah berusaha sekuat tenaga membunuh segala kenangan indah yang pernah kita lalui berdua. Aku sudah menyibukkan diri dengan melakukan apa saja. Sudah nongkrong bersama teman-teman. Sudah juga mendaki gunung dan melakukan apa saja yang sekiranya bisa mendelete ratusan gigabyte memori tentangmu. Tetapi, Mei. Aku tak bisa terus berpura-pura mampu melupakanmu. Kadang, saat aku sedang minum kopi hitam sendirian, aku teringat kita sedang ngobrol berdua. Saat aku melewati kedai favorit kita, tiba-tiba aku teringat kita pernah menghabiskan waktu di sana. Aku memesan cappuccino dan kamu memesan pancake durian kesukaanmu. Di kedai itu, kita bercerita apa saja, menertawakan apa saja. Bercengkerama dalam balutan senja yang memesona.  Satu yang kemudian kusadari, setiap kebersamaan denganmu entah kenapa secara otomatis terekam di kepala. Memang benar apa yang banyak orang katakan, kita akan sulit melupakan momen istimewa bersama orang yang spesial. Apalagi jika momen itu istimewa karena kita sedang jatuh cinta. Dan pendapat itu benar sekali. Semakin aku berusaha melupakanmu, semakin banyak memori manis yang kuingat bersamamu. Seperti ingin menuju ke barat, tetapi langkahku malah asyik ke arah timur.

Bahagia itu Sederhana


Bahagia itu sederhana
Sesederhana sapamu setiap pagi, yang menjadi pertanda bahwa kita akan terus bercengkrama sepanjang hari. Dan kita lupa menghentikan percakapan-percakapan ini sampai kemudian hari esok datang lagi.

Bahagia itu sederhana
Sesederhana kamu yang mengingatkanku, “jangan lupa makan, ya”.  Yang pesan itu kuartikan sebagai tanda bahwa kamu  menginginkan aku tetap baik-baik saja.

Bahagia itu sederhana.
Sesederhana kalimat yang kamu ucapkan padaku tadi malam, “selamat tidur, mimpi indah ya”. Yang efeknya membuat tidurku dipenuhi mimpi-mimpi menakjubkan ; mimpi tentangmu salah satunya.

| Blogger Template by BloggerTheme powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme