Memaafkan tetapi tidak untuk melupakan
Aku tidak pernah dan tidak akan membencimu. Tetapi, bukan berati akan melupakan semuanya. Tentang luka yang kamu titipkan kepadaku. Tentang keegoisanmu di masa lalu, juga tentang perasaan tulus yang kamu balas dengan pengkhianatan. Semuanya.
Aku akan menyimpannya. Semuanya. Untuk menjadi pelajaran bahwa besok lusa aku tak boleh mengalaminya lagi. Juga untuk menjadi penanda, bahwa jika memang harus jatuh cinta lagi, maka kupastikan harus jatuh di tempat yang semestinya. Bukan di hati yang sama pada orang yang sama lagi.
Aku juga tidak akan 100% menyalahkanmu atas perpisahan kita. Karena toh, untuk apa mempertahankan perasaan tulus yang balasannya bukan perlakuan yang sama? Untuk apa bertahan dalam luka yang telah tergores sempurna?
Karena aku tahu, sekeras apapun kita berusaha bertahan, pada akhirnya akan sampai pada, "Ya sudahlah, ya. Kita memang terlalu banyak berbeda. Tidak akan bisa lagi memperbaiki semuanya". Jadi ya sudahlah, pada akhirnya kita akan bisa saling menerima. Menerima untuk melepaskan satu sama lain.
Dan aku tentu saja sudah bisa menerima semuanya. Karena kalaupun pada akhirnya aku tak bisa bahagia bersamamu, setidaknya aku masih bisa bahagia bersama orang lain yang memang untukku, yang memang mau bersamaku.
Jadi kamu tak perlu mengkhawatirkanku kalau-kalau nantinya perasaan sesak itu akan membunuh kebahagiaanku di masa depan. Tidak akan. Sebab, sebelum mengenalmu pun, aku sudah pernah bahagia. Jadi setelah kamu pergi pun, seharusnya aku tetap bisa berbahagia.
Dan kalau suatu saat kamu menyesali semuanya dan ingin sekali meminta maaf. Sudah kumaafkan tanpa harus melupakan semuanya. Kamu bisa memakluminya, kan?
0 Response to "Memaafkan tetapi tidak untuk melupakan"
Posting Komentar