Ini Tentang Kita, Bukan Tentang Apa yang Mereka Katakan
Dua orang yang saling mencintai tetaplah dua orang yang memiliki kehidupan masing-masing. Sebagaimana aku dengan kesibukanku, dan kamu dengan kesibukanmu. Sebagaimana kamu memiliki sahabat dekat, dan aku memiliki kawan dekat. Kita bisa menjalani kehidupan berbeda kita, meski kita sama-sama jatuh cinta. Namun di sini, ketika hanya ada aku dan kamu, maka ini menjadi tentang kita saja.
Aku senang, ketika kamu menghabiskan libur akhir pekan dengan berjalan-jalan seharian dengan sahabatmu. Tertawalah bersamanya, nikmati setiap momen persahabatan kalian yang berkesan. Bahkan ketika kamu harus curhat sepanjang malam dengan sahabatmu, lagi-lagi aku tidak keberatan. Sesama perempuan memang harus saling berbagi cerita. Aku tidak mengatakan itu sama dengan Bergosip. Kadang, bagi sebagian perempuan, cara yang baik mengaktualisasi diri adalah dengan saling curhat. Benar tidak?
Lalu apakah kamu tidak keberatan kalau aku menghabiskan satu-dua malam dengan nongkrong bersama teman-teman? Kamu jangan khawatir, paling aku hanya menonton pertandingan sepak bola, lalu menghabiskan beberapa gelas kopi, kacang dan juga gorengan. Atau kami hanya akan duduk melingkar sambil main kartu atau berdiskusi tentang siapa yang paling pantas jadi Gubernur tahun depan. Kadang kami juga ngobrol santai membahas apa saja hingga kami tertawa, menertawakan diri sendiri. Itu yang kulakukan bersama teman-teman. Tetapi kalau waktunya tiba, saat rindumu memanggilku. Aku di sini, meninggalkan semua hiruk-pikuk itu untuk menujumu. Jadi, sesibuk-sibuknya, aku akan tetap mengutamakanmu. Karena ini bukan persoalan mana yang lebih penting antara kamu dengan mereka. Tetapi ini tentang kita. Kalau bicaranya sudah 'Tentang Kita', maka itu sama artinya dengan bicara tentang masa depan. Dan aku rela meninggalkan semua sibukku hanya untuk menukarnya dengan ribuan detik berharga bersamamu.
Dan secinta-cintanya kita satu sama lain, kita tidak hidup di ruang hampa. Pasti ada yang tidak menyukai perasaanku kepadamu, pun sebaliknya. Atau kalau boleh kukatakan, pasti ada yang tidak menyukai hubungan kita. Bisa jadi sahabatmu, bisa juga sahabatku. Kalau di kemudian hari kamu mendapatkan saran dari sahabat wanitamu untuk menjauhiku. Mungkin saja karena mereka iri. Kamu bahagia bersamaku, sedangkan belum ada yang membahagiakan dia. Atau mungkin juga dia merasa cemburu. Ya, cemburu. Tidak aneh bukan mencemburui persahabatan. Kamu yang biasanya pergi kemana-mana bersama dia, malah menghabiskan waktu bersamaku. Jadi wajar kalau dia cemburu.
Tetapi bagaimana kalau ada sahabatku yang juga ikut-ikutan memintamu menyudahi hubungan denganku? Maka jangan cepat berpikiran bahwa sudah seharusnya kamu menuruti mereka. Kalau ada sahabatku yang memintamu menjauhiku, bukan karena aku layak kau buang, tetapi barangkali dia punya maksud kepadamu. Atau persoalan lain, dia memang membenciku dari dulu, sehingga semua alasan yang membuatku bahagia harus dia singkirkan. Termasuk kamu, alasan yang menjadikanku bahagia.
Lihat, kalau sahabat-sahabat kita kompak menginginkan kita berpisah, itu bukan berarti bahwa kita memang wajib dan harus berpisah. Sebab jika kita benar-benar melakukannya, mereka akan dengan senang hati merayakannya. Lalu kita --aku dan kamu-- harus menyimpan luka itu sendirian. Bodoh, kalau karena hasutan teman-teman kita memilih untuk berakhir.
Kabar baiknya, ini Tentang Kita, bukan tentang apa yang mereka katakan. Seperti apa pun tidak sukanya mereka dengan hubungan kita, aku akan tetap mencintaimu lagi dan lagi. Aku akan tetap menjemputmu di kantor, lalu mengajakmu ke suatu kafe. Di sana, kita membicarakan masa depan. kita tidak membahas bagaimana mengatasi orang-orang yang membenci hubungan kita, tetapi kita membicarakan tentang bagaimana caranya tetap menjaga cinta kita meski banyak orang yang sedang menyiapkan pesta perpisahan kita. Bagaimana tetap menghebat bersama, sekalipun dunia tidak mendukung kita. Sebab, seberapa pun beratnya perjalanan ini, selama kamu memastikan untuk tetap membersamaiku, aku rasa kita akan tetap baik-baik saja.
Jadi, kalau ada yang menyuruhmu untuk pergi saja dariku, jangan dengarkan! Mereka tidak benar-benar mengerti betapa bahagianya kita berjalan hujan-hujanan berdua. Betapa menyenangkannya berkhayal tentang masa depan kita berdua. Membahasnya dengan konyol tetapi kita berjanji kelak akan benar-benar mewujudkannya. Betapa dahsyatnya perjuangan dan pengorbanan kita untuk tetap bersama.
Biarlah, biar kita saja yang menikmati tawa dan tangis ini, suka dan sedih ini, mulus dan terjalnya perjalanan ini. Cukup kita saja.
Pada akhirnya seluruh definisi cinta, rindu, pengorbanan, perasaan, luka, kata maaf, semuanya. Semua episode-episode yang kita lewati berdua terkunci pada satu makna ; ini Tentang Kita, bukan tentang apa yang mereka katakan.
Arian,
Cipondoh, 8 Mei 2017, 21:22 WIB
0 Response to "Ini Tentang Kita, Bukan Tentang Apa yang Mereka Katakan "
Posting Komentar