Aku Ingin Menjalani Cinta yang Sederhana
Aku ingin menjalani cinta yang sederhana, semisal mengajakmu duduk di sekitar angkringan jalan malioboro, sembari mendengar alunan musik panggung jalanan. Bersama menyeruput kopi joss atau menikmati hangatnya susu jahe di tengah hingar-bingar dan riuhnya kota jogja.
Aku ingin menjalani cinta yang sederhana. Cukup dengan kamu mendengar aku bercerita, lalu tertawa. Atau giliran aku yang mendengarmu bercerita, dan lagi-lagi tertawa.. Walau lagi-lagi di antara percakapan-percakapan menyenangkan kita, hanya ada sego kucing dan wedang uwuh kesukaanmu. Tidak apa-apa. Karena percuma jika di restoran mewah bukan? Kalau di sini ternyata kamu, aku, kita, lebih menikmati setiap sepermili detik momen-momen kebersamaannya.
Aku ingin menjalani cinta yang sederhana denganmu, tanpa ada drama. Tanpa ada perdebatan siapa yang lebih dulu harus diutamakan. Siapa yang lebih harus dimengerti. Siapa yang lebih dulu harus mengucapkan selamat pagi atau siapa yang pertama menghubungi. Karena kata 'siapa yang lebih dulu' akan lebih indah jika diganti menjadi kata 'saling'. Ya, saling mengerti, saling mengutamakan, saling peduli. Tidak ada yang merasa 'lebih' atau ada hitungan untung-rugi.
Sungguh, aku ingin menjalani cinta yang sederhana. Seperti sederhananya para musisi jalanan di Jogja. Tetap memberikan performa terbaiknya di tengah sibuknya lalu-lalang manusia yang menyusuri malioboro. Seperti itu juga cinta yang sederhana. Tetap mengusahakan yg terbaik untuk pasangannya..
Aku ingin menjalani cinta yang sederhana. Cukup dengan syarat; aku, kamu, dan bahagia yang menyertai kita.
-Arian, Malioboro, 17 Juli 2015, 23:43 WIB
0 Response to "Aku Ingin Menjalani Cinta yang Sederhana"
Posting Komentar