Saat Kita Menemukan Bahagia Sendiri-sendiri
9/12/2015 09:46:00 PM
Kamu dan secangkir kopi sastra
, Posted in
cinta
,
fiksi
,
masterpiece
,
0 Comments
Saat aku menulis ini, mungkin kamu sudah bahagia sekarang. Menemani buah hatimu yang lucu itu, atau sedang menyiapkan sarapan pagi yang sempurna untuk dinikmati bersama pria yang saat ini paling kamu sayangi.
Tidak apa, memang begitu seharusnya. Saat kamu bersama kebahagiaanmu. Aku pun sudah menemukan kebahagiaanku sekarang. Aku malu sekali jika mengingat hari itu, hari di mana aku mendapati betapa keras kepalanya diriku, merasa yakin sekali bahwa tanpamu tidak akan ada lagi bahagia. Bahwa jika bukan bersamamu, apalah artinya bersama dengan yang lain. Dan mengklaim, bahwa hanya kamu satu-satunya di dunia yang bisa membuat hatiku jatuh hingga tak ingin kuambil lagi. Hanya kamu satu-satunya yang akan kucintai tanpa pernah selesai.
Ternyata bahagia itu sederhana. dan memahami arti sebuah luka bahkan jauh lebih sederhana. Saat kamu pergi dariku, apakah aku terluka? Tentu saja. Apakah hatiku patah? Benar sekali. Tetapi luka, seperih apa pun pilunya, ia hanya sementara. Begitupun hati yang patah, mudah sekali menyembuhkannya. Kita hanya perlu memohon kepada Tuhan agar dikaruniai hati yang baru, lalu menggunakannya untuk mencintai lagi. Karena kata orang, satu-satunya obat patah hati hanyalah jatuh cinta lagi. Sesederhana itu, jika kita tidak memperumitnya.
Dan saat aku menulis ini, kita sudah menemukan bahagia sendiri-sendiri. Kamu dengan seseorangmu dan aku bersama seseorangku. Kita sudah menemukan bahagia kita sendiri-sendiri, yang semoga itu adalah bahagia yang paling sempurna. Karena sejatinya bahagia yang sempurna adalah saat kita dibersamakan dengan sebenar-benarnya kebersamaan dengan seseorang yang sudah ditetapkan Tuhan.
Arian, Bintaro, 12 September 2015, 21:35
0 Response to "Saat Kita Menemukan Bahagia Sendiri-sendiri"
Posting Komentar