Seandainya Saja..

Dia adalah seseorang yang pertama kali mengucapkan kepadaku "selamat pagi, kamu. Ayo bangun, jagoan!" Dan juga yang rutin setiap malam mengatakan "selamat malam, tuan. Selamat tidur ya. Semoga tidurmu nyenyak. Aku berharap aku ada di sana, di tiap episode mimpi indah yang kauperankan. Bersamaku tentu saja". Kalimatnya, cukup membuatku tersenyum sendirian

Dia adalah seseorang yang gemar memberiku kejutan-kejutan. Selalu menyenangkan mendapati dirinya mengetuk pintuku dengan menyodorkan black forest yang selalu kusuka. Sesekali, dia pernah membuatkan nasi goreng telur dadar padahal aku masih tertidur lelap. Lalu dengan jahilnya ia membangunkan dengan mengagetkanku sampai kemudian aku terbangun kesal, tetapi tidak jadi marah karena ia menyogokku dengan nasi goreng lezat buatannya.


Dia tidak pernah lupa hari ulang tahunku. Selalu menyiapkan kado spesial yang kupikir telah ia siapkan dari jauh-jauh hari, karena setiap kado yang ia berikan selalu melebihi ekspektasiku. Selalu berhasil membuatku terkejut bukan kepalang. ada saja caranya membuat pesta ulang tahunku menjadi menyenangkan. Pernah suatu kali ia kumpulkan semua teman-teman untuk menyerbu kamarku dan membuat pesta kejutan di sana.

Dia.... dia selalu ada untukku. Selalu punya waktu untuk menemaniku bercerita. Apa pun temanya, dia selalu menimpali dengan antusias. Dia adalah sosok yang cerewet, tetapi selalu diam takzim saat mendengarku berbicara. aku selalu suka berbincang dengannya, jika aku menceritakan masalahku, selalu saja ada solusi cerdas yang keluar dari mulutnya.

Dia pernah menangis untukku, ketika aku sedang menghadapi masalah pelik. Merasa terharu bercampur terhormat karena ada seseorang yg tulus menangis untukku yang bahkan aku saja tidak menangisi masalah yang sedang kuhadapi.

Dia selalu memberikan senyum terbaiknya untukku. Selalu menunjukkan sikap bersahajanya yang paling menyenangkan ketika bersamaku. Dan selalu menyembunyikan masalahnya. Seingatku, dia hanya mau membagi kebahagiaan kepadaku & tidak pernah mau merepotkanku walau hanya sebatas menceritakan masalahnya kepadaku. Tidak pernah.

Dia...dia mencintaiku. Tidak hanya sedikit, tidak sebagian, juga tidak separuhnya, tetapi dengan segenap jiwanya. 

Seharusnya aku bahagia, bukan? Mendapati seseorang yang begitu mencintaiku. Seseorang yang mengorbankan banyak hal untukku. Seseorang yang selalu membuatku tersanjung setiap hari dan membuatku merasa punya arti.

Iya. Seharusnya aku bahagia. Tapi nyatanya tidak. Seluruh otakku masih dipenuhi racun berupa kata 'seandainya'.

Seandainya....
Seandainya saja...
Seandainya saja, dia itu...


KAMU...


-Usada Insani, Cipondoh, Tangerang
30 Juli 2015, 14:50 WIB-

0 Response to "Seandainya Saja.."

Posting Komentar

| Blogger Template by BloggerTheme powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme