7 Peraturan Jatuh Cinta
6/01/2014 03:16:00 PM
Kamu dan secangkir kopi sastra
, Posted in
cinta
,
2 Comments
Karena Blog saya tak melulu harus berisi tulisan saya sendiri, maka dalam kesempatan yang baik ini, saya ingin menyampaikan sebuah peraturan tertulis terkait masalah jatuh cinta yang dibuat oleh penulis favorit saya, mungkin penulis favorit anda juga ; Darwis Tere Liye.
1. Jatuh cinta itu memulainya amat
mudah, tapi menghentikannya susah payah.
Pahami peraturan sederhana ini. Buat kalian
yang belum pernah jatuh cinta mungkin tidak tahu, tapi buat yang sekarang lagi
patah hati, mereka sudah level S-3 atau profesor pahamnya. Maka, kalau kalian
percaya dengan peraturan ini, berhati-hatilah selalu untuk jatuh cinta, bukan
sebaliknya, malah asyik bermain dengan perasaan. Jangan coba-coba membuka bendungan
hati kalian, nanti jebol tidak terkendali.
2.
Jatuh cinta itu tidak pernah rumit. Sederhana. Selalu sederhana. Tapi orang2nya
lah yang membuat rumit.
Camkan baik-baik.
Lagi-lagi, buat kalian yang belum pernah jatuh cinta mungkin tidak paham, tapi
besok lusa, ketika kalian mencemplungkan diri dalam urusan ini, ingat peraturan
tersebut. Kitalah yang selalu membuat rusuh, galau, ribet, bego diri sendiri.
Jatuh cintanya sih nggak. Cinta itu selalu simpel. Orang-orangnya yg rumit. Dalam
urusan yang sudah pasti sekalipun orang-orang tetap saja membuat rumit, apalagi
dengan perasaan tidak jelas, hubungan tdk lurus, lebih rumit lagi.
3. Cinta itu bisa redup, bahkan padam, pun juga bisa menyala
tinggi. Tergantung kita.
Bohong banget kalau cinta orang itu terussss saja menyala tinggi. Itu hanya trik pemasaran film, buku2, dsbgnya. Dilebih2kan, biar yang nonton atau baca senang hatinya. Cinta itu persis seperti api unggun. Kita sendiri yang menentukan apakah api unggun itu akan terus menyala atau padam. Nah, kebanyakan, orang2 bahkan sukarela menyiram api unggunnya dengan minyak tanah sekontainer, maka menyala tinggilah dia sesaat, membakar dirinya sendiri, merusak. Tanpa sempat berpikir, apakah perasaannya itu sungguhan atau karena dia tidak mampu mengendalikan diri. Tanyakan ke orang tua kalian, yang membuat pernikahan itu awet hingga 50 tahun, bukan karena cintanya terus menyala tinggi. Tapi karena mereka punya komitmen, kepercayaan. Dengan dua hal tsb mereka memutuskan untuk jatuh cinta lagi, jatuh cinta lagi pada suami/istrinya hingga bertahan puluhan tahun.
Bohong banget kalau cinta orang itu terussss saja menyala tinggi. Itu hanya trik pemasaran film, buku2, dsbgnya. Dilebih2kan, biar yang nonton atau baca senang hatinya. Cinta itu persis seperti api unggun. Kita sendiri yang menentukan apakah api unggun itu akan terus menyala atau padam. Nah, kebanyakan, orang2 bahkan sukarela menyiram api unggunnya dengan minyak tanah sekontainer, maka menyala tinggilah dia sesaat, membakar dirinya sendiri, merusak. Tanpa sempat berpikir, apakah perasaannya itu sungguhan atau karena dia tidak mampu mengendalikan diri. Tanyakan ke orang tua kalian, yang membuat pernikahan itu awet hingga 50 tahun, bukan karena cintanya terus menyala tinggi. Tapi karena mereka punya komitmen, kepercayaan. Dengan dua hal tsb mereka memutuskan untuk jatuh cinta lagi, jatuh cinta lagi pada suami/istrinya hingga bertahan puluhan tahun.
4.
Jatuh cinta itu tidak bisa membuat kenyang. Pun, jatuh cinta tidak bisa membuat
kita produktif.
Saya serius. Memang betul, orang2 bisa saja enggan makan saat hatinya sedang riang karena cinta. Tapi itu tidak membuat kenyang. Come on, lebih penting krisis kelaparan di negara Afrika sana dibanding krisis cinta satu dunia. Jika kalian paham peraturan ini, maka kalian akan tahu: ada banyak hal lebih penting dibandingkan urusan jatuh cinta. Juga benar, orang2 yang jatuh cinta memang lebih kreatif, lebih semangat, tapi itu tidak membuatnya otomatis produktif. Saat dia berhasil membuat novel, lagu atau karya2 monumental, itu karena ybs sendiri memang produktif, bukan karena perasaan tsb. Coba saja lihat, milyaran orang2 jatuh cinta, tdk semuanya jadi pencipta karya masterpiece.
Saya serius. Memang betul, orang2 bisa saja enggan makan saat hatinya sedang riang karena cinta. Tapi itu tidak membuat kenyang. Come on, lebih penting krisis kelaparan di negara Afrika sana dibanding krisis cinta satu dunia. Jika kalian paham peraturan ini, maka kalian akan tahu: ada banyak hal lebih penting dibandingkan urusan jatuh cinta. Juga benar, orang2 yang jatuh cinta memang lebih kreatif, lebih semangat, tapi itu tidak membuatnya otomatis produktif. Saat dia berhasil membuat novel, lagu atau karya2 monumental, itu karena ybs sendiri memang produktif, bukan karena perasaan tsb. Coba saja lihat, milyaran orang2 jatuh cinta, tdk semuanya jadi pencipta karya masterpiece.
5. Jatuh cinta itu harus diuji, bukan diterima apa adanya
Hari ini, banyak sekali orang2 yang mudah
jatuh cinta, lantas bilang, telah kuberikan segalanya untuknya. Aduh, kalian
kebanyakan nonton film atau baca buku tentang cinta deh. Jatuh cinta itu butuh
diuji, habis2an. Bukan dengan tangan terbuka malah diterima begitu saja. Bahkan
dalam fase paling awal, ketika perasan itu mulai berkecambah di hati. Jika
kalian menyukai orang lain misalnya, maka silahkan diuji. Minimal uji dengan
waktu dan jarak. Apakah perasaan tsb memang semakin besar atau semakin kecil.
Habis2an diujinya. Bila perlu disimpan dalam hati selama bertahun2. Jika memang
jodohnya, pasti akan jadi. Bukan malah terlihat murahan banget. Di jejaring
sosial, berceceran, tumpah bikin becek di mana2 perasaan kita.
6. Jatuh cinta itu bukan alat pembenaran diri.
Contoh paling kacau adalah ketika dua orang
sesama jenis bilang mereka jatuh cinta dan maksa menikah? Hello, memangnya
dengan kata cinta kita bisa menganulir berjuta peraturan dunia? Bilang semuanya
jadi oke dan dibenarkan. Hei, 'cinta' itu bukan argumen. Maka juga saat ada
pasangan beda agama ingin menikah, 'cinta' itu bukan alat pembenaran, yang
kemudian membuat gugur peraturan lainnya. Kalau pengin melanggar peraturan
agama, langgar saja, tidak perlu bawa2 kata cinta. Pahami peraturan ini, cinta
bukan alat pembenaran, buat kalian yang mencemplungkan diri dalam perasaan ini,
maka 'cinta' bukan alasan kalian menyerahkan segalanya, 'cinta' bukan
pembenaran untuk disakiti, 'cinta' bukan pembenaran untuk merusak diri sendiri.
Please, jangan mau dibuat bego.
7. Kita yang mengendalikan perasaan, bukan sebaliknya.
Pahami peraturan ini baik-baik. Mau seheboh
apapun perasaan itu, kitalah yang mutlak mengendalikan kemudi perasaan. Jangan
ijinkan perasaan mengambil-alih. Gunakan akal sehat. Kalian harus tahu, utk
orang yang jatuh cinta, bahkan saat yg dicintainya itu jahat, dia tetap saja
merasa baik. Saat yg dicintainya itu berkhianat, selingkuh, dia tetap saja
punya alasan atau penjelasan baiknya. Padahal, orang sedunia juga tahu itu
tindakan bodoh. Kenapa tetap dilakukan? Karena dia membiarkan perasaan
mengendalikan akal sehatnya. Jika kita tidak mampu utk mengendalikan kemudinya,
minta pendapat orang lain, seperti orang tua, sahabat baik, dengarkan nasehat
mereka, bukan sebaliknya.
Silahkan pahami 7 peraturan jatuh cinta ini.
*Tere Liye
Setuju. Dengan tambahan kalau saya secara pribadi, 8. Letakkan bahagia di atas cinta. Karena bahagia bisa membuat kita mencintainya, sementara mencintai belum tentu bisa membuat kita bahagia.
Komentar yg bernas mas Ara. Ya bahagia. Saya setuju dengan itu. Ah iya, mengenai tulisan saya yg brujudul Tuliskan cerita tentangku, sebenarnya terinspirasi dari tulisan anda ; sampai sekarang. Maka terima kasih krn telah menginspirasi saya, mas Ara.