Memorable Moment with Mei
Kamu
apa kabar? Iya kamu, Mei. Masihkah kamu baik-baik saja di sana? Atau justeru
semakin baik setelah tidak bertemu denganku lagi.
Aku
mengerti, Mei. Sudah bukan waktunya lagi aku berbicara tentang rindu, cinta,
dan segala luapan perasaan kepadamu. Aku juga paham, sungguh sangat paham bahwa
sebaiknya aku tak lagi memikirkanmu, bahkan hanya untuk sekadar mengingatmu
sesekali. Tetapi, Mei. Sejujurnya aku kangen kamu.
Iya.
Aku pernah berusaha sekuat tenaga membunuh segala kenangan indah yang pernah
kita lalui berdua. Aku sudah menyibukkan diri dengan melakukan apa saja. Sudah nongkrong
bersama teman-teman. Sudah juga mendaki gunung dan melakukan apa saja yang
sekiranya bisa mendelete ratusan gigabyte memori tentangmu.
Tetapi, Mei. Aku tak bisa terus berpura-pura mampu melupakanmu. Kadang, saat
aku sedang minum kopi hitam sendirian, aku teringat kita sedang ngobrol berdua.
Saat aku melewati kedai favorit kita, tiba-tiba aku teringat kita pernah
menghabiskan waktu di sana. Aku memesan cappuccino dan kamu memesan pancake
durian kesukaanmu. Di kedai itu, kita bercerita apa saja, menertawakan apa
saja. Bercengkerama dalam balutan senja yang memesona. Satu yang kemudian
kusadari, setiap kebersamaan denganmu entah kenapa secara otomatis terekam di
kepala. Memang benar apa yang banyak orang katakan, kita akan sulit melupakan
momen istimewa bersama orang yang spesial. Apalagi jika momen itu istimewa
karena kita sedang jatuh cinta. Dan pendapat itu benar sekali. Semakin aku
berusaha melupakanmu, semakin banyak memori manis yang kuingat bersamamu.
Seperti ingin menuju ke barat, tetapi langkahku malah asyik ke arah timur.