Belajar Ikhlas Dari peristiwa koin penyok
8/09/2013 10:08:00 PM
Kamu dan secangkir kopi sastra
, Posted in
Inspiratif
,
0 Comments
Seorang
laki-laki hendak pergi mencari pekerjaan karena sudah lama ia menganggur. Di
tengah perjalanan, laki-laki tersebut menemukan sebuah koin kuno yang keadaanya tak lagi bulat sempurna, penyok dan lusuh sekali, namun sepertinya
koin itu adalah mata uang peninggalan zaman dahulu yang bisa diperkirakan terbuat dari logam mulia.
“Ah mungkin dengan
menukarkan koin ini ke bank, aku akan mendapatkan uang” gumam laki-laki itu
dalam hati. Sesampainya di bank, teller bank mengatakan, “maaf pak kami tidak
bisa menerima koin kuno ini. Bagaimana kalau koin ini ditukarkan saja ke kolektor
barang-barang kuno, mungkin koin ini bisa dihargai mahal”. Laki-laki tersebut
menerima saran teller bank tadi dan bergegas menukarkannya ke kolektor
barang-barang antik. Ternyata koin penyok itu dihargai 20 U$ Dollar oleh sang
kolektor.
Setelah
mendapat uang 20 U$ dollar, laki-laki itu bergegas pulang untuk menemui
istrinya dan berbagi kebahagiaan dengan uang yang didapatnya, namun ditengah perjalanan
pulang, ia melihat kayu di sebuah toko kosen, ia terpikat melihat keindahan
kayu itu dan berhasrat untuk membelinya. Kebetulan harganya 20 U$ dollar,
jumlah yang sama dengan uang yang baru saja didapatnya dari kolektor barang
antik. Tanpa pikir panjang lagi, laki-laki tersebut menyerahkan seluruh uangnya
untuk ditukar dengan kayu kosen. Dengan kayu yang baru saja dibelinya, ia
berniat membuat sebuah lemari. ia teringat perkataan istrinya
yang minta dibelikan lemari baru karena lemari di rumahnya sudah rusak. “aku
rasa aku tak perlu membelikan lemari baru untuk istriku, cukup dengan kayu ini
saja, aku akan buatkan lemari yang indah untuknya”, ungkap laki-laki itu.
Kembali
laki-laki itu melanjutkan perjalanan, di
perjalanan ia bertemu dengan seorang pembuat lemari. Pembuat lemari itu
melihatnya sedang membawa kayu yang indah.
Kemudian ia berkata, “tunggu sebentar pak, belum pernah saya melihat
kayu seindah ini. Jika saya membuat lemari dengan kayu ini, pasti lemari yang
dihasilkan pun sangat indah. Bolehkah saya membelinya seharga 200 U$ dollar?”
“aku juga
ingin membuat sebuah lemari dengan kayu ini, karena lemari di rumahku sudah
rusak. Aku tidak akan menjualnya”. Jawab laki-laki itu.
“oh jadi
begitu, bagaimana kalau kayu yang kau bawa ditukar dengan lemari buatanku?",
ucap si pembuat lemari sambil menunjuk ke sebuah lemari yang ada di
belakangnya.
Laki-laki
itu pun mengangguk setuju, dengan begitu ia tak perlu repot-repot membuat
lemari dari kayu tadi.
Kembali ia melanjutkan perjalanan menuju rumahnya sambil
memanggul lemari yang baru didapatnya, namun saat ia melewati sebuah rumah
mewah seseorang menghentikannya, “pak..pak.. tunggu sebentar pak, saya sangat tertarik
dengan lemari yang anda bawa. Saat ini saya sedang melakukan desain interior
untuk rumah baru saya. Dan saya rasa lemari ini sangat tepat untuk melengkapi
desain interior rumah saya, bagaimana kalau lemari ini saya beli seharga 2000
U$ dollar?”
“a..a..pa?
du..du.. dua ribu U$?. baiklah kalau begitu saya bersedia menjual lemari ini
seharga 2000 U$ dollar”. Laki-laki itu terkejut bukan kepalang, ternyata orang
itu berani membeli lemarinya seharga 2000 U$ dollar.
Setelah
menggenggam uang senilai 2000 U$ dollar laki-laki itu bergegas pulang. Ia ingin menceritakan pengalaman
uniknya ini kepada istrinya, ia akan bercerita mulai dari menemukan sebuah koin
penyok hingga mendapat uang senilai 2000 U$ dollar. Namun malang tak dapat
ditolak, tak jauh dari rumahnya ia dihadang kawanan perampok. Terjadilah
pergulatan antara ia dan Kawanan perampok itu. Alhasil, kawanan perampok itu sukses menggondol uang senilai 2000 U$
dollar, hasil dari jual lemari yang baru saja didapatnya. Dari jarak beberapa ratus meter, Rupanya kejadian ini dilihat oleh istri si
laki-laki tersebut. kemudian sang istri bertanya, “tadi aku melihat abang dihadang
oleh beberapa orang dan sepertinya orang itu merebut sesuatu darimu bang.
Memangnya apa yang di rebut orang-orang tadi darimu?”
“ooh itu,
mereka tidak merebut apa-apa dariku, mereka hanya mengambil sebuah koin penyok
di sakuku”, jawab sang suami dengan santai…
"hah... koin penyok?? for what?".
###
Hikmah :
suatu karunia dari Allah terkadang datang dari arah yang tidak kita
sangka-sangka, lewat skenario yang telah diatur-Nya, bisa saja Allah memberikan karunia-Nya dengan cara
yang unik. Namun yang terpenting adalah bagaimana cara kita mensyukurinya dan
bagaimana cara kita mengikhlaskannya ketika karunia itu direnggut kembali oleh
pemilik-Nya. Kita bisa belajar dari laki-laki tadi yang ikhlas menerima cobaan
yang menimpanya dengan mengatakan uang senilai 2000 U$ dollar sebagai koin
penyok.
Ah, kisah tadi
mengajarkan kita untuk senantiasa ikhlas dalam menerima karunia maupun cobaan. Dan
Memang benar praktik Ikhlas tak semudah teorinya, akan tetapi jika kita sudah
mengetahui kuncinya barangkali mempraktikkan keikhlasan tak sesulit yang
dibayangkan. Apa itu? KUNCI IKHLAS ADALAH KETIKA KITA MENDAPAT SESUATU, KITA
MERASA DITITIPI BUKAN MEMILIKI.
0 Response to "Belajar Ikhlas Dari peristiwa koin penyok"
Posting Komentar