Tentang kamu dan Secangkir Kopi Sastra
8/13/2014 10:26:00 AM
Kamu dan secangkir kopi sastra
, Posted in
introducing
,
0 Comments
Ah iya,
sebelumnya salam kenal dan selamat datang di blog ini. dan tentu saja terima
kasih atas kesediaan para pembaca untuk datang ke sini (untuk membaca,
berkomentar, maupun sekadar mengisi buku tamu). Bagi saya, kunjungan anda
selalu punya makna. Semoga saja, setelah anda datang kesini, blog ini pun mampu
memberikan makna bagi anda semua. Semoga
Ini adalah pertama kalinya saya
membuat tulisan yang ‘Pure’ saya buat
untuk pembaca. Saya merasa perlu menulis ini dengan maksud sederhana ; membuat
kita menjadi lebih dekat,juga untuk menjawab beberapa rasa penasaran yang
mungkin terlintas dipikiran anda setelah membaca tulisan saya, atau bisa juga
tulisan ini menjadi momen spesial untuk kita saling berinteraksi.
Blog ini sebelumnya bernama
Abdurahman Corner, dan satu bulan yang
lalu blog ini resmi berganti nama menjadi KAMU DAN SECANGKIR KOPI SASTRA.
Mengapa namanya berubah? Alasannya sederhana, saya ingin membuat blog ini
menjadi lebih universal dan tidak individualis. Bayangkan saja, sebuah nama
Abdurahman Corner diambil dari nama saya sendiri, sehingga seolah-olah blog ini
terkesan hanya untuk saya sendiri. Padahal setiap hari berbagai kalangan bahkan
dari berbagai Negara menyempatkan untuk berkunjung ke sini. Untuk itulah saya mengubah namanya menjadi
“Kamu dan Secangkir Kopi Sastra”. Nama ini muncul begitu saja, entah
terinspirasi dari mana. Tapi semoga saja nama ini menjadi lebih enak didengar,
dan memunculkan kesan bahwa blog ini di buat memang untuk kamu (red : seluruh
pembaca semua).
Beberapa orang bertanya, apakah puisi
dan kisah-kisah fiksi (terutama tentang cinta) yang saya tulis dalam blog ini terinspirasi
dari kisah nyata yang saya alami sendiri . jawabannya, tentu saja tidak. Jika
memang ada yang nyata, barangkali yang nyata adalah feelnya bukan kisahnya. Saya hanya membayangkan sebuah cerita yang jika jalannya seperti ini, maka endingnya seperti ini
(menggabungkan antara imajinasi dengan rasionalitas). Bagi saya, sebuah cerita
fiksi haruslah tetap fiksi. Bahkan, dalam setiap cerita nyata sekalipun,
bukankah selalu ada bumbu-bumbu fiksi yang membuatnya menjadi lebih menarik?.
Maka saya berharap anda tidak merasa kecewa andainya kisah yang saya tulis itu
ternyata hanya fiksi bukan sungguhan. Jika pun sungguhan terjadi, mungkin yang
mengalaminya adalah orang lain, tidak pure
dialami penulis.
Pertanyaan lainnya ialah siapakah
sosok KAMU yang sering disebutkan dalam banyak tulisan saya? Jawabannya tentu
bisa siapa saja. Iya. Kisahnya saja sudah fiksi, tentu saja kamu-nya juga bisa
siapa saja atau justeru bukan siapa-siapa. Maka tidak perlu dipikirkan juga
tidak perlu berspekulasi tentang siapa sosok KAMU dibalik tiap kisah yang saya
tuliskan. Malah ke depan saya berencana akan menuliskan banyak cerita yang
menggunakan monolog aku-kamu. Pertanyaan lainnya, kenapa harus kamu? Kenapa
tidak menggunakan kata ganti dia atau –nya? Lagi-lagi jawabannya sederhana,
saya ingin membuat pembaca seolah-olah terlibat dalam setiap cerita yang saya
tulis. Dengan menggunakan kata ganti kamu, maka seolah-olah saya seperti
mengajak pembaca menjadi lawan bicara, bukan? Itulah alasan saya menggunakan
kata kamu. Dan semoga tidak ada yang keberatan atas hal ini.
Ah iya, blog ini juga tentu saja tak
hanya akan melulu berisi cerita cinta yang mengharu-biru, puisi cinta yang
melankolis atau melulu tentang sastra saja. Tulisan bernas yang berisi tentang
politik, sosial, budaya dan agama tentu masih akan terus hadir di laman “Kamu
Dan Secangkir Kopi Sastra”. Maka, jangan pernah bosan ya untuk datang ke sini!.
Tetaplah menjadi pembaca setia. Tetaplah menjadi tamu yang menyenangkan yang
bersedia memberi komentar, saran dan kritik yang membangun. Saya sangat senang
andainya pembaca bersedia menjadi followers, tapi jika tidak, saya pun tetap
senang. Salam hormat dari saya. Jika masih ada pertanyaan yang mengganjal atau
mengganggu pikiran. Anda bisa menanyakannya di kolom komentar atau di buku
tamu. Niscaya akan saya jawab. Terima kasih karena telah datang dan menjadi
pembaca yang menyenangkan.. Salam.
Abdurahman
El-Farizy
0 Response to "Tentang kamu dan Secangkir Kopi Sastra"
Posting Komentar